" Quotes "

:: THANKS FOR VISITING MY BLOG ::

" Hiduplah seperti rumput liar,
tetap tumbuh meski orang-orang selalu mencabutnya,
tetap tumbuh meski orang-orang tak mengharapkan kehadirannya "

-crayon Sinchan



Thursday 6 October 2011

Tugas Bahasa Indonesia (cerpen)

Kado itu bukan Aku. .

Aku tak mengerti, kenapa bayangannya selalu saja menghampiri otakku. Dia itu Reza. Lelaki yang sudah lancang masuk kepikiranku. Kalau dilihat dengan seksama, dia tidak terlalu tampan dengan kulit cokelat dan tinggi yang kira-kira 170-an. Dia teman satu perumahanku. Entah apa yang membuatku terus-terusan memikirkannya. Yang pasti, aku sangat suka dengan kepolosannya, keluguannya, kelucuannya dan semua tentang dia. Aku merasa sangat bahagia apabila berada di dekatnya.
Kami dulu sering bercanda tawa dan bermain basket bersama. Dia pernah cerita, kalau dia sedang suka dengan seseorang dan ingin sekali berpacaran dengannya. Tapi sayangnya, ia tidak tahu bagaimana caranya mengungkapkan perasaan. Karena dia sama sekali belum pernah merasakan berpacaran di umurnya yang ke-16. Ia juga sempat berjanji padaku, bahwa ia pasti akan membahagiakan pacarnya kelak. aku sangat kagum dengan ketulusan hatinya. Mungkin sejak kejadian itu, timbul benih cinta didalam hatiku.
Tapi, semenjak ia dipilih menjadi ketua OSIS di sekolahnya, dia jarang mau keluar rumah. Sesekali dia mnghubungi aku lewat SMS, tapi itu hanya sesekali. Aku merasa kehilangan. Aku mengerti, menjadi ketua OSIS itu sangat sibuk. Tapi, aku sangat berharap, ditengah-tengah kesibukannya itu ia mau datang ke lapangan basket, tempatku menunggu sekarang, tempat kita biasa bermain bersama. Jam sudah menunjukkan pukul enam. Lapangan basket sudah berangsur-angsur sepi. Tak kulihat juga tanda kehadirannya. Tiba-tiba seseorang menepukku dari belakang. Senyum mulai mengembang di bibirku, berharap itu Reza.
 “ Woy! Bengong aja daritadi! Nungguin apa sich?” ujar Ari. Salah satu temanku yang juga teman sekelas Reza. Aku sedikit kecewa, aku tak menjawab kata-kata Ari, aku hanya membalas dengan senyuman murung.
Mungkin Ari melihat hal yang ganjil dalam senyumku. Dia pun bertanya kepadaku, “Bella, kamu kenapa? Lagi ada masalah? Cerita-cerita donk. Gak baik mendem sendiri.”
Mendengar hal itu, aku pikir, Ari adalah orang yang tepat untukku berbagi. Aku pun memberanikan diri untuk mengatakan, “Aku gak ngerti, Rie! Kenapa yaa, aku selalu mikirin Reza? aku kangen ma dia.”
 “ Hahahaahha. Jadi, kamu suka ma Reza? Kalian tu aneh banget ya?” Ujar Ari tertawa geli.
“ Maksudnya?” Ucapku heran.
“ Sebenernya nie, Reza suka ma kamu. Cuma dia malu ngungkapin ke kamu.”
Mendengar hal itu, aku sedikit terhibur. Aku tersenyum bahagia. Ternyata perasaan yang kupendam selama ini tidak sia-sia.
“ Yee, ni anak malah senyum-senyum sendiri! tapi ini cerita udah lama. Aku gak tau dia masih punya perasaan yang sama atau gak. besok aku ngomong dah ma dia, mau?” Tawar Ari. Aku pun segera menganggukan kepalaku dengan perasaan bahagia.
Esok sorenya, aku segera menemui Ari, tentu saja untuk mendengar cerita tentang Reza.
“Kamu coba SMS dia aja dech, La! Ceritanya panjang. Kamu denger aja langsung jawabannya dari dia.” Ujar Ari singkat.
Walaupun sudah kupaksa, dia tetap tidak mau menceritakan. Akhirnya aku menyerah. Sehabis mandi, aku langsung mengambil handphone, tapi bukan untuk SMS Reza. Aku malu. Aku hanya missed call dia. Karena aku yakin. Dia pasti bakal missed call aku balik.
Hingga pukul 9 malam, aku belum juga menerima balasan dari Reza. Aku gelisah, jangan-jangan Reza ilfeel denganku. Akhirnya aku memutuskan untuk SMS Ari “ Ri, koq dY g bLs sms Q.km crta ap aj c m dy? Dy nolak q? plizz jwb.”
Tak lama kemudian Ari membalas “mngkn dY lg d rmh tMn bwt bljar kLmpk.Q cm blg kLo km jg suka m dy, & nany ap rncana dy slanjutnya. .”
Membaca SMS Ari, hatiku mulai tenang. Aku pun membalas “ trs Rncana dY ap? Jujur. Q pasrah kox .”
Ari membalas “ y q kstw. kLo km dngr bLsnnya dia, jngan kcewa y?”
“ iya, , Q janji!!”  Balasku singkat
“ dy bLg dy mank suka m kM, tp dy lum pngn pcrn. Kasian ntr pacarnya katanya. Dy kN sbUk jd kTua OSIS, Rumah j jarang dY uRus, paLagi kLo ntr Puny Pcr.?? Dy pngn jmbLo mpe uLtahny yg k-17. Pas tu, dy brharap dpt kado sPesial., yaitu pacar. Gt, La!! Tngguin j, uLtahnya kn tinggaL 4 bulan lg.” Balasnya panjang lebar.
“yaya. Thx bnyk y PLend.” balasku menutup SMS.
1 jam kemudian, Hp ku bergetar lagi, tertulis di layar Hp ku.one message from Reza, dadaku berdebar, aku senang, Reza masih mau berhubungan dengan aku. Aku pun membuka SMS nya.
“ np La? Maaf, Td Q lg kluar, jd ru smpt bLs miscal. oY tHx y bWt pRasaan belLa ke Reza”
Aku tersipu membaca SMS dari Reza, aku pun membalas. “ gpp koq Za. Hahaha pSt Ari yg cRita y??maaf y, qLo Q puny pRasaan kY gt m km. q cm kagum j m sftmu,Za. . stlh kjadian ni, km msh mw kn tmenan ma Q?”
 Beberapa menit kemudian Reza membalas “Knp minta maap? Q g kberatan km suka, Q juga suka m km ko.hehe. yyLh qt tetep tmen,coRy y,qLo Q jarang kluar. Q sbuk bgt. Tp Q brsha dh bYr bs maen bskt lg. . okeY. .”
Reza seperti membaca pikiranku selama ini. aku pun membalas “yupz. Btw, gk ngantuk ni?” Reza tidak membalas. Mungkin ia sudah tertidur.
Itu adalah terakhir kali aku SMSan sama Reza. Dia tidak pernah menghubungi aku lagi. Aku hanya bisa pasrah. Toh kalau memang jodoh, pasti akan disatukan. Empat bulan telah terlewati. Hari terasa begitu cepat berlalu. Aku sudah tidak terlalu memikirkan Reza. Aku sudah mulai ceria kembali. Tiba-tiba saja saat sedang asyik mendengarkan MP3, Hp ku bergetar. “ Dari Reza? ” ucapku sedikit heran karena tumben dia mengSMS aku. Aku pun membaca SMS nya.
” Temen2, bZo dtang y k HumpZ Q. . ad makanan gratis bWt ngrayain uLtah Q yang k-17. .hehehe jam 7 malem..okeeyy .”
Hatiku berdebar kencang. Aku tidak membalas SMS nya. Aku teringat kata-kata Ari tentang kado yang sangat diharapkan Reza dihari ulang tahunnya yang ke 17. Kira-kira, siapa kado indah buat Reza itu? Memang sekarang aku lagi jomblo. Tapi Apa mungkin aku bisa jadi kado indah yang diharapkan Reza? seribu pertanyaan menghampiri otakku dan seperti biasa aku tidak mampu menjawabnya. Aku berusaha menepis semua pertanyaan, ku hidupkan motor Vario  ku untuk mencari kado yang tepat buat dia.
Hari yang kutunggu pun tiba. Aku memandangi diriku di cermin. Cukup cantik dengan celana pensil dan baju Sabrina hitam yang kukenakan. Rambut sebahuku, ku biarkan terurai. Aku melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul 19.21, dengan cepat, aku pun mengambil kado diatas meja, menuju rumah Reza yang berjarak lumayan dekat dari rumahku.
Tepat pukul 19.30 aku sampai di rumah Reza. Lumayan rame. Tapi untunglah acara belum dimulai. Kepalaku berputar-putar mencari seseorang. Sempat aku melihat Ari sedang duduk-duduk di pojokan bersama teman-teman yang ku kenal lainnya. Tapi bukan dia yang kucari. Huff, tak lama kemudian, akhirnya aku menemukan orang yang kucari dan aku pun segera menghampirinya. “ HAPPY BIRTHDAY Rezza!!” Ucapku sambil tersenyum. Belum sempat Reza membalas ucapanku, seorang gadis sudah menggandeng tangannya dari belakang sambil berkata, “Za, acaranya dimulai aja yuuk. . udah lengkap kan??”
Reza pun membalas dengan kata-kata yang sangat lembut “ iya. . Gex duluan aja. . ntar Reza nyusul, nie masih ngomong ma temennya Reza. .”
“ Yaudah,,ntar inget cari Gex di teras ya. . dha dha beib. .” ucapnya sebelum pergi
Melihat kejadian itu, aku hanya bisa terdiam tanpa kata. Perasaanku campur aduk. Sambil menahan emosi, aku memberanikan diri untuk berbicara “ Cie. . udah punya cewek nie? Gak bilang-bilang ma aku. “
Mungkin Reza merasa tidak enak, dia menjawaab dengan terbata-bata, “ii..iyya La, maaf!”
Jujur, aku ingin sekali menangis tepat saat itu, hancur sudah harapanku. Betapa bodohnya diriku mengharapkan seseorang yang sudah memiliki pacar. Aku pingin banget bilang. Kalau aku sayang banget  sama dia.. tapi udahlah, perasaan orang tak bisa dipaksa. Aku bahagia melihat dia bahagia. Aku mencoba untuk menahan air mataku dan berkata “ Selamat ya Za!! Akhirnya kamu ngedapetin juga kado special yang kamu harepin di umurmu yang ke 17. Oya, nie buat kamu. Mungkin kado ini gak spesial tapi aku harap kamu nerima” ucapku sedikit bergetar sambil memberikan kado yang dari tadi kupegang.
 Reza menatapku dalam, sambil berkata“ La, maaf kalau aku udah ngecewain kamu. Aku gak da maksud buat maenin perasaan kamu. Aku sa. . . . .”
Sebelum menyelesaikan ucapannya, dengan cepat aku memotong perkataan Reza,” Yaudaa kalau gitu. Aku ke tempat temen-temen duluan ya, Za. Kalau makanannya udah siap, baru panggil aku lagi. Hehehehehe. . dha...” Ucapku sambil berlari meninggalkan Reza.
Ku dengar samar-samar suara Reza yang memanggilku. Tapi aku berusaha mempercepat langkahku untuk meninggalkan dia. Tak kuasa air mata mulai membanjiri pipiku. Aku gak mau keliatan nangis. aku pun menghapus air mata yang berjatuhan di pipiku. Dan berusaha untuk menikmati pesta ulang tahun yang terasa hambar bagiku. This love will always hide in my deep heart. I will keep it. With hope, you can find it and accept it later. Now, I will try for forget all about you, because I know. . there isn’t any room for me to live in your heart. . . good bye my prince. . .

No comments: